Merangkum jurnal : "Perbedaan Berat Badan Bayi Usia 6 Bulan yang Diberikan ASI Ekslusif dan NonASI Ekslusif di Desa Keniten Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri" oleh Lumastari Ajeng Wijayanti & Cindy Meilisa, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang


breast feeding-http://shanghaimamas.org/

Jurnal yang akan saya rangkum kali ini membahas dan membuktikan apakah bayi yang diberikan ASI eksklusif dengan bayi yang tidak diberikan ASI ekslusif memiliki perbedaan berat badan atau tidak.
Menurut Anurogo (2009) pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan saraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya.
Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah dengan menyusui secara dini dengan posisi yang benar, teratur dan eksklusif. Namun pada kenyataannya masih terdapat sebagian ibu yang menyusui bayinya tidak secara eksklusif yaitu memberikan makanan tambahan sebelum bayinya berumur 6 bulan
Hasil riset terakhir dari peneliti di Indonesia menunjukkan bahwa bayi yg mendapatkan MPASI sebelum ia berumur 6 bulan, lebih banyak terserang diare, sembelit, batuk-pilek, dan panas dibandingkan bayi yg hanya mendapatkan ASI eksklusif (Putri 2010)
Penelitian yang digunakan dalam jurnal ini merupakan penelitian analitik dengan case control yaitu penelitian yang dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospektive. Populasi dalam penelitian ini adalah 27 bayi yang memiliki berat badan lahir lebih dari sama dengan 2500 gram, tidak ada kelainan kongenital dan sekarang berusia 6 bulan serta dalam keadaan sehat di Desa Keniten Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri, sedangkan sampel yang digunakan adalah 25 bayi yang diambil secara simple random sampling dari populasi tersebut.
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui pemberian ASI Eksklusif dan MP ASI menggunakan kuesioner, dan untuk mengukur status gizi menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) dan tabel baku WHO NCHS BBU.
Setelah semua data terkumpul, maka kemudian dilakukan langkah selanjutnya adalah pengolahan data kuesioner dengan langkah-langkah : 1) Pengecekan dilakukan mengetahui apakah kuesioner terisi dengan lengkap dan mencocokan apakah kuesioner kembali sesuai dengan yang disebarkan. 2) Pengkodean - Kuesioner diolah dan diberi kode sesuai dengan jumlah bayi. Adapun pengkodean status nitrisi, jika jawaban yang dipilih ASI saja simbol : 1, jika jawaban yang dipilih adalah jenis makanan tambahan simbol: 2. Kemudian hasil penimbangan dikonversikan kedalam tabel Supariasa Kategori Status Gizi berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U).
Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Wilcoxon Mann Whitney U-Test. Terdapat dua rumus yang digunakan untuk pengujian yaitu rumus A.1 dan A.2. Data yang terkumpul melalui kuesioner dilakukan tabulasi kemudian diurutkan berdasarkan rangking.
Penelitian itu menunjukkan bahwa dari 9 bayi dengan ASI Eksklusif, hampir seluruh bayi (78%) mempunyai berat badan normal dan sebagian kecil bayi (11%) dengan berat badan sedang serta sebagian kecil bayi (11%) dengan berat badan berlebih. Sedangkan dari 16 bayi dengan non ASI eksklusif, hampir seluruh bayi (81%) mempunyai berat badan normal dan sebagian kecil bayi (19%) dengan berat badan lebih.
Berdasarkan hasil Uji Wilcoxon Mann Whitney U-Test dan data tabel di atas terlihat ada perbedaan berat badan bayi dengan ASI eksklusif dan non ASI eksklusif. Dalam hal ini bayi dengan ASI eksklusif mempunyai berat badan normal sedangkan bayi dengan non ASI eksklusif cenderung berlebih.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 2 hampir seluruh bayi yang mendapat ASI eksklusif sejak usia 0-6 bulan mempunyai berat badan dengan rentang berat badan normal pada bulan ke-6 sesuai KMS yaitu 5,5-9,5 kg, sesuai dengan Standart Baku WHO NCHS Kategori Status Gizi berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U). Hal ini sesuai dengan pendapat Nadesul (2002) yang menyebutkan bahwa kebutuhan energi bayi yang cukup selama tahun pertama kehidupan sangat bervariasi menurut usia dan berat badan. Peningkatan berat badan bayi tahun pertama, jika mendapat gizi yang baik adalah 700-1000 gram/ bulan pada trimester pertama, 500-600 gram/ bulan pada trimester kedua. Untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut, ASI merupakan makanan paling sempurna bagi bayi.
ASI mengandung protein, lemak, vitamin, mineral, air dan enzim yang sangat dibutuhkan oleh tubuh serta dilihat dari kandungan nutrisinya, ASI masih
merupakan yang terbaik dan telah memenuhi kebutuhan bayi usia 0 sampai 6 bulan hingga 100%, serta mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya sehingga ASI saja cukup untuk pertumbuhan yang optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasannya.
Pada penelitian ini bayi–bayi tersebut hanya menerima ASI eksklusif kurang dari 3 bulan. Permasalahan yang utama adalah anggapan masyarakat kalau anaknya masih lapar dan kebiasaan memberikan makanan/minuman secara dini pada sebagian masyarakat seperti pisang, bubur, nasi tim, biskuit menjadi pemicu kurang berhasilnya pemberian ASI eksklusif. Dari hasil penelitian diketahui bahwa bayi yang mendapatkan nutrisi jenis Non ASI Eksklusif cenderung kelebihan berat badan. Menurut Prasetyono (2009), susu formula tidak selalu merupakan makanan yang baik buat bayi ancaman kegemukan apabila diberikan secara berlebihan. Kelebihan berat badan pada bayi yang mendapatkan susu formula diperkirakan karena kelebihan retensi air dan komposisi lemak tubuh yang berbeda dibandingkan ASI.
Selain itu Margareth (2009) menyebutkan banyaknya pemberian MP-ASI terlalu dini di masyarakat akan menyebabkan resiko kekurangan gizi penting yang ada pada ASI, resiko infeksi meningkat, kebutuhan anak tidak terpenuhi, bayi sering diare, batuk pilek dan panas, memperberat kerja ginjal serta meningkatkan resiko dehidrasi.
Nadesul (2002) juga berpendapat, jika pemberian makan cukup dan bayi tidak sering sakit, cukup tidur dan cukup bermain maka berat badan bayi sehat akan menjadi tiga kali lipat berat badan lahirnya.
Alangkah baiknya jika makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang sehat, adekuat, dan buatan sendiri (tidak instan) adalah kelanjutan dari tahap ASI Eksklusif, tentunya dengan tetap melanjutkan pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun atau lebih.
Bagi yang ingin melihat jurnal aslinya, silahkan klik di sini

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

Back
to top